Jembatan Jirak berada di Desa Semanu,
Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Jembatan Jirak membentang di atas
sungai Jirak yang konon menurut cerita jembatan ini angker, sebagai tempat bermukimnya
jin dan setan. Masyarakat disekitar jembatan Jirak sering menghubung-hubungkan
kejadian kecelakaan di Jembatan Jirak ini merupakan ulah dari jin dan setan
yang tinggal di jembatan ini.
Menurut Pak Tugiman Jembatan Kali
Jirak berasal dari cerita nenek moyang dahulu kala rombongan Wali yang tengah
melakukan perjalanan syiar agama Islam singgah ditepi sungai ini dan untuk
melepas lelah mereka bermain Jirak (Permainan tradisional) “Jirakan” (namun
seperti apa permainan “jirakan” sampai saat ini belum ada yang tau). Sehingga sungai tersebut dinamakan Sungai
Jirak. Sungai Jirak membelah jalan besar yang ada pada saat itu sehingga di atasnya
dibangunlah sebuah jembatan, jembatan tersebut bernama Jembatan Jirak. Jembatan
Jirak pada awalnya dibangun sejak jaman Belanda menjajah 2 sekitar 350 tahun
yang lalu. Jembatan Jirak pada awalnya dibangun dengan menggunakan kayu, tetapi
setiap musim penghujan jembatan itu sering hayut terbawa oleh banjir, karena semakin
bertambah pentingnya fungsi jembatan bagi masyarakat, jembatan tersebut akhirnya dibangun
dengan bahan yang lebih kokoh, sampai saat ini sudah menjadi jembatan yang
cukup besar.
Cerita rakyat yang paling menarik
dari Jembatan Jirak ini adalah larangan pengantin baru yang belum genap 40 hari
melewati jembatan ini. Sekitar tahun 1929 sepasang pengantin baru hilang di
Jembatan Jirak konon berubah menjadi batu. Batu tersebut bernama “watu manten”
sekarang batu tersebut sudah hilang ada beberapa cerita yang berkembang atas
hilangnya “watu manten” diantaranya ; batu tersebut telah dihancurkan oleh
penambang batu yang hendak membangun tanggul sebelah selatan, ada juga yang
menyakini pindah tempat dan ada juga yang menyakini “watu manten” telah hilang
terbawa banjir.
Salah satu tiang Jembatan Jirak konon
digunakan tempat tinggal setan, sehingga jika ada pengantin baru yang masih
“mambu kembang, bedak dan atal” lewat jembatan ini maka setan dan jin penunggu
tiang jembatan tersebut akan mengganggu bahkan sampai menyelakainya. Menurut
cerita Mbah Ngatemorejo Sagiyo pria berusia 83 tahun ini “Jare simbah biyen nek ono manten anyar wani lewat kene mesti keno
alangan, malah ono sing nganti edan” (Katanya simbah dahulu kalau ada
pengantin baru berani lewat disini (Jembatan Jirak) pasti dapat musibah, bahkan
ada yang sampai gila). Mbah Ngatemorejo
Sagiyo menambahkan sebenarnya setiap tempat yang angker seperti kuburan, pohon
besar, jembatan, batu besar banyak dihuni oleh setan ataupun jin, sehingga
sebaiknya kita jika melewatinya membunyikan klakson sebagai bentuk ucapan
permisi.
Saat ini ada masyarakat yang bukan
warga Semanu masih ada yang meyakini lewat Jembatan Jirak bagi pengantin mereka
memberikan sesaji berupa ; ayam jantan, kembang setaman, nasi putih, uang receh
dan perlengkapan “nginang”. Masyarakat
di Semanu sendiri sudah banyak yang menganggap cerita itu sebagai mitos
belaka. (Ini
hanya sebuah cerita rakyat bagi anda yang tidak percaya, anggap saja sebagai
sebuah cerita mitos. Kepercayaan hanya pada Tuhan (Allah) yang memiliki
segalannya). (Red_hnd-hr-rnt)
(Sumber : KORAN IBU Srikandi)
(Sumber : KORAN IBU Srikandi)
KONSULTASI OUTBOUND dan PIKNIK DI JOGJA dan Sekitarnya : 081804067470 / 085602108464