Rabu 1 Mei 2013, kali ini saya tidak akan menulis soal Mayday yang sebetulnya tanggalnya pas 1 Mei, tapi kemarin siang saya justru tidak punya kesempatan motret demo buruh. Alhasil sayapun mencari sesuatu yang menarik untuk dipoto maklum sudah agak lama ga motret sesuatu yang berbeda. Nah, berbekal info yang saya dapatkan semalam, bahwa Rabu ini akan ada ritual ruwatan, nah sepertinya sudah lama saya tidak menyaksikan upacara ruwatan yang dikemas istimewa. Nah, yang belum tau apa itu ruwatan, berikut pengertian ruwatan, ruwatan atau buang sengkolo adalah merupakan tradisi orang jawa yang
berkembang pertama kali dari lingkungan orang kuno pada jaman – jaman
Raja (Keraton). Dan tradisi ruwatan disini berhubungan dengan Ritual /
upacara sakral guna perbaikan kualitas serta jati diri serta penampilan
seseorang, dengan cara / teknik khusus dan teknik yang di pakai
biasanya berbeda – beda hanya saja tujuanya sama.
Tampilkan postingan dengan label CERITA RAKYAT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERITA RAKYAT. Tampilkan semua postingan
Rabu, 01 Mei 2013
Rabu, 07 November 2012
Daun Dadap Srep Mitos atau Fakta
Rasa penasaran saya terhadap daun
"dadap srep" semakin menggila. Pasalnya setiap anak saya mriang atau panas,
selalu simbok saya segera "mbingungi" untuk mencarikan daun dadap
srep. Antara percaya dan tidak percaya masih sering hinggap dalam benak saya.Apa dibalik kehebatan daun dadap srep?
Nah pagi ini (08/11/2012) kebetulan
waktunya longgar, kupergunakan untuk mencari info dibalik kehebatan daun dadap
srep, mitos atau fakta. Nah usut punya usut ternyata dadap srep yang bernama
latin Erythrinae Folium ini banyak
kandungan obatnya serta banyak manfaatnya. Saya akan mencoba membantu berbagi
informasi tentang daun dadap srep bagi yang belum tau ya ini sebagai informasi penting, bagi yang sudah tau ya
mengingatkan saja.
Daun dadap serep mengandung zat
alkaloida yang sifatnya mendinginkan dan antiradang, serta terdapat kandungan eritradina,
eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovina. Kulit kayunya berkhasiat mengencerkan dahak.
Label:
CERITA RAKYAT
Selasa, 18 September 2012
Jembatan Jirak Angker Bagi Pengantin Baru
Jembatan Jirak berada di Desa Semanu,
Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Jembatan Jirak membentang di atas
sungai Jirak yang konon menurut cerita jembatan ini angker, sebagai tempat bermukimnya
jin dan setan. Masyarakat disekitar jembatan Jirak sering menghubung-hubungkan
kejadian kecelakaan di Jembatan Jirak ini merupakan ulah dari jin dan setan
yang tinggal di jembatan ini.
Menurut Pak Tugiman Jembatan Kali
Jirak berasal dari cerita nenek moyang dahulu kala rombongan Wali yang tengah
melakukan perjalanan syiar agama Islam singgah ditepi sungai ini dan untuk
melepas lelah mereka bermain Jirak (Permainan tradisional) “Jirakan” (namun
seperti apa permainan “jirakan” sampai saat ini belum ada yang tau). Sehingga sungai tersebut dinamakan Sungai
Jirak. Sungai Jirak membelah jalan besar yang ada pada saat itu sehingga di atasnya
dibangunlah sebuah jembatan, jembatan tersebut bernama Jembatan Jirak. Jembatan
Jirak pada awalnya dibangun sejak jaman Belanda menjajah 2 sekitar 350 tahun
yang lalu. Jembatan Jirak pada awalnya dibangun dengan menggunakan kayu, tetapi
setiap musim penghujan jembatan itu sering hayut terbawa oleh banjir, karena semakin
bertambah pentingnya fungsi jembatan bagi masyarakat, jembatan tersebut akhirnya dibangun
dengan bahan yang lebih kokoh, sampai saat ini sudah menjadi jembatan yang
cukup besar.
Cerita rakyat yang paling menarik
dari Jembatan Jirak ini adalah larangan pengantin baru yang belum genap 40 hari
melewati jembatan ini. Sekitar tahun 1929 sepasang pengantin baru hilang di
Jembatan Jirak konon berubah menjadi batu. Batu tersebut bernama “watu manten”
sekarang batu tersebut sudah hilang ada beberapa cerita yang berkembang atas
hilangnya “watu manten” diantaranya ; batu tersebut telah dihancurkan oleh
penambang batu yang hendak membangun tanggul sebelah selatan, ada juga yang
menyakini pindah tempat dan ada juga yang menyakini “watu manten” telah hilang
terbawa banjir.
Salah satu tiang Jembatan Jirak konon
digunakan tempat tinggal setan, sehingga jika ada pengantin baru yang masih
“mambu kembang, bedak dan atal” lewat jembatan ini maka setan dan jin penunggu
tiang jembatan tersebut akan mengganggu bahkan sampai menyelakainya. Menurut
cerita Mbah Ngatemorejo Sagiyo pria berusia 83 tahun ini “Jare simbah biyen nek ono manten anyar wani lewat kene mesti keno
alangan, malah ono sing nganti edan” (Katanya simbah dahulu kalau ada
pengantin baru berani lewat disini (Jembatan Jirak) pasti dapat musibah, bahkan
ada yang sampai gila). Mbah Ngatemorejo
Sagiyo menambahkan sebenarnya setiap tempat yang angker seperti kuburan, pohon
besar, jembatan, batu besar banyak dihuni oleh setan ataupun jin, sehingga
sebaiknya kita jika melewatinya membunyikan klakson sebagai bentuk ucapan
permisi.
Saat ini ada masyarakat yang bukan
warga Semanu masih ada yang meyakini lewat Jembatan Jirak bagi pengantin mereka
memberikan sesaji berupa ; ayam jantan, kembang setaman, nasi putih, uang receh
dan perlengkapan “nginang”. Masyarakat
di Semanu sendiri sudah banyak yang menganggap cerita itu sebagai mitos
belaka. (Ini
hanya sebuah cerita rakyat bagi anda yang tidak percaya, anggap saja sebagai
sebuah cerita mitos. Kepercayaan hanya pada Tuhan (Allah) yang memiliki
segalannya). (Red_hnd-hr-rnt)
(Sumber : KORAN IBU Srikandi)
(Sumber : KORAN IBU Srikandi)
KONSULTASI OUTBOUND dan PIKNIK DI JOGJA dan Sekitarnya : 081804067470 / 085602108464
Label:
CERITA RAKYAT,
WISATA,
wisata gunungkidul,
wisata jogja
Kamis, 06 September 2012
Teka-Teki Reruntuhan Candi ; Antara Candi Ngawis dan Candi Konengan
Reruntuhan batu itu yang membuat semakin penasaran. Setelah "bulusukan" kesekian kalinya saya dan kawan-kawan berhasil juga menemukan lokasi reruntuhan candi di Desa Ngawis Kecamatan Karangmojo. Menurut petunjuk di desa ini ada 2 sisa reruntuhan candi yaitu Candi Ngawis dan Candi Konengan, namun letak pasti (padukuhan/dusun)dari kedua candi tersebut tidak ada yang tahu yang hanya menyebutkan keberadaan 2 candi tersebut berada di Desa Ngawis Kecamatan Karangmojo. Nah, dari sebuah rasa penasaran saya hampir 5 kali "blusukan" barulah terjawab sudah keberadaan 2 candi tersebut. Namun sekali lagi karena masyarakat disekitar juga tidak tahu nama reruntuhan candi ini maka saya hanya bisa menduga-duga saja.
1. Candi Ngawis (Alasannya karena reruntuhan candi ini berada di Padukuhan Ngawis, Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo).
2. Candi Konengan (Berada di Padukuhan Ganang, Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo).
Lagi-lagi emosi saya "ludiro inggil" kambuh melihat reruntuhan ini tak ada yg peduli berserakan dan banyak yang hilang. Kemungkinan besar arca-arcanya sudah dicuri oleh oknum yang bangga bisa mengalahkan danyang watu.
Label:
CERITA RAKYAT
Minggu, 02 September 2012
Mimi Lan Mintuno Melambangkan Cinta Sejati
Foto Ilustrasi oleh Hery Fosil
Dalam budaya Jawa, sering kita jumpai doa yang terucap "Dadio pasangan koyo mimi lan mintuno". Apa yang kemudian terbesit dari doa itu. Ternyata banyak yang tidak faham apa yang dimaksud dengan "mimi lan mintuno". Saya mencoba mencari jawaban atas kegalau hati soal "mimi lan mintuno", akhirnya terpecahkan sudah apa itu "mimi lan mintuno" dan juga filosofinya mengapa pasangan setia itu selalu digambarkan dengan "mimi lan mintuno"
Sumber foto : http://noenkcahyana.blogspot.com/2012/02/mimi-fosil-hidup-yang-ditemukan-di.html
Mimi, atau mintuna, ialah beberapa jenis hewan beruas (artropoda) yang menghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan mangrove yang berbentuk seperti ladam kuda berekor. Semuanya (empat jenis) termasuk dalam keluarga Limulidae
dan menjadi wakil dari bangsa Xiphosurida yang masih bertahan hidup.
Cetakan fosil hewan ini tidak mengalami perubahan bentuk berarti sejak
masa Devon (400-250 juta tahun yang lalu) dibandingkan dengan bentuknya
yang sekarang, meskipun jenisnya tidak sama. Mimi adalah nama dalam bahasa Jawa untuk yang berkelamin jantan dan mintuna adalah untuk yang berkelamin betina. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai horseshoe crab.
Belangkas mudah ditangkap di tepi-tepi pantai. Sekitar 500.000
belangkas setiap tahun dikumpulkan di pesisir Timur AS, diatur di bawah
hukum antarnegara bagian. (sumber wikipedia).
Menurut beberapa informasi ikan mimi dan mintuna ini ikan yang ajaib. Kedua ikan tersebut tidak dapat dipisahkan. Jika ikan pasangan ini dipisahkan maka kedua-keduanya dipastikan mati. Keunikan lain dari ikan ini, menurut cerita jika ikan ini dimasak tidak bersamaan maka ikan ini akan beracun, tetapi jika dimasak bersamaan ikan ini dapat dikonsumsi biasa. Maka kemudian filosofi pasangan cinta sejati itu sering digambarkan dengan "mimi lan mintuna", kesetiaan ikan mimi lan mintuna tiada tandingan saling menjaga setia sampai mati."Runtung-runtung rerentengan pindha mimi lan mintuna"
Label:
CERITA RAKYAT
Langganan:
Postingan (Atom)