Rabu, 16 Juni 2010
Memaknai Rasulan Sebagai Salah Satu Bentuk Ibadah
Rasulan merupakan salah budaya masyarakat di wilayah Gunungkidul, ditempat lain ada yang bernama bersih dusun/desa atau merti dusun/desa. Rasulan merupakan wujud rasa syukur petani kepada Sang Pencipta Allah SWT atas limpahan hasil panen selama setahun. Rasulan dilaksanakan setelah panen raya atau biasanya setelah musim kemarau datang.
Rasulan dilaksanakan oleh padukuhan/dusun atau beberapa kelompok padukuhan/dusun, setiap padukuhan atau kelompok padukuhan biasanya sudah memiliki hari istimewa tertentu untuk melaksanakan Rasulan.
Dalam mengisi kegiatan Rasulan biasanya juga dipertunjukkan berbagai macam pentas kesenian tradisional mulai dari reog, doger, kethoprak, wayang kulit, kirab budaya, gunungan dan juga untuk kegiatan olahraga seperti Bola Volly dan sepakbola.
Prosesi yang paling istimewa adalah kenduli ingkung ayam kampung dan nasi uduk yang menurut filosofi jawa banyak arti tentang Nasi Uduk (sekul suci), ingkung ayam (ulam sari).
Terlepas dari kegiatan seni dan budaya di atas Rasulan memiliki nilai ibadah yang cukup tinggi, diantaranya silaturahmi dan shodaqoh. Ketika Rasulan tiba warga yang merayakan jelas mengundang teman dan saudara serta pasti di rumah juga menyiapkan makanan yang paling istimewa untuk disajikan kepada tamu.
dalam Islam menyebutkan “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”( sabda Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam).
Hadist lain :
Nabi saw bersabda : Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu” (HR. Baihaqi)
Belum tentu kita bisa mengundang teman atau saudara dengan disiapkan hidangan istimew untuk dapat dinikmati seperti pada acara rasulan, budaya ini sungguh luar biasa nilai ibadahnya. Kita berbondong-bondong untuk menghadiri teman atau saudara yang sedang rasulan itu juga dapat kita maknai sebagai silaturahmi.
Kita menyiapkan hidangan pastinya bukan berniat untuk dibuang atau hanya untuk dipajang tetapi kita pasti berniat untuk disuguhkan kepada para tamu.
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' "(QS An Nisaa [4]: 114).
Sehingga tak perlu lagi kita memperdebatkan tradisi Rasulan ini, tetapi yang perlu kita luruskan adalah makna dari rasulan yaitu : 1. Wujud Syukur atas limpahan rejeki panen, 2. Bentuk silaturahmi dengan teman dan keluarga, 3. Wujud dari shodaqoh.
Semoga bermanfaat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bethul banget... asal tidak di bubuhi dengan kemusrikan.
BalasHapustradisi yg perlu dilestarikan... http://www.jogjatrip.com/id/601/rasulan
BalasHapuse lha.....wong nganggo didongani model jahiliyah ki.....priye tho..
BalasHapuse lha.....wong nganggo didongani model jahiliyah ki.....priye tho..
BalasHapusJAWAB: tugas anda meluruskan do'a-doa dan ritual yg mambu jahiliyah..... Jangan berantas dengan cara Jahiliyah...
Dalam islam tdk ada rasulan mas.jangan karena ada "rasul" nya terus islam.
BalasHapusAcara rasulan condong kpada kemusrikan
BalasHapusomong sopok
BalasHapus