Rabu, 21 Januari 2015

Rinjani Akhirnya Aku Datang Memelukmu

Camping Ground Pos I via Sembalun

Maaf Telat Posting
Ini adalah tentang cerita petualangan ke Lombok Nusa Tenggara Barat pertengahan Desember 2014 yang lalu. Petualangan ini kami beri nama “Bukan Trip Frustasi”.

Petualangan ini adalah petualangan yang tertunda sejak 2012. Dulu setelah motoran ke Bromo kita (Saya, Roy Siung, Dhani) berencana berpetualang ke beberapa tempat namun gagal dan gagal. Akhirnya pada 15-24 Desember 2014 kemarin kami sukses jalan-jalan di Lombok. Hehehe….. (jalan2 aja pakai acara kesuksesan).

Dalam petualangan tersebut kita berangkat rencananya bersembilan tapi di H-1 masih Fifin mengurungkan niatnya untuk berangkat karena kakak iparnya sakit dan harus ditunggui (yang akhirnya kakaknya meninggal pada 10 Januari 2015 kemarin).

Delapan orang yang berangkat ke Lombok dibagi menjadi 2 tim yaitu tim Rinjani (Yang naik Gunung Rinjani) terdiri dari saya: Hery Fosil, Depri, Sulis, Roy Suing dan Totok. Sedangkan tim kota-kota (Yang ga ikut naik gunung, pikniknya pantai-pantai dan kota-kota) terdiri dari Ganef, Dani dan Ambon.

Perjalanan di mulai dari Gunungkidul 15 Desember 2014, start pointnya adalah di rumah Mas Dani, rencana kumpul jam 15.00 WIK (Waktu Indonesia Karet) dan berangkat ke Stasiun Lempuyangan jam 16.00, tapi ternyata jam 16.00 baru kumpul dan berangkat jam 17.30an. Saya yang paling tertib karena saya berangkat ke Jogja jam 9 pagi, soale ada job motret spesial jam 10.00 di Candi Sambisari. 

O,ya biar ga bingung kenapa mau ke Lombok kok naik kereta via Lempuyangan gini ceritanya. Jadi karena kami ini hanya petualang pas-pasan, maka biar murah kami naik kereta ekonomi dari Jogja-Surabaya tiketnya cuma Rp 55.000,00 setelah sampai Surabaya kami naik pesawat Air As** (sudah beli tiket 2 bulan yg lalu, tiket promo paling murah). Harga tiket pesawat Surabaya-Lombok PP (Pulang-Pergi) sekitar Rp 900.000 (belum termasuk airport tax).

Kembali ke lempuyangan kami sudah siap di Lempuyangan sekitar jam 18.45, kereta berangkat jam 19.30an. Seperti biasa sebelum berangkat kami pasti saling ejek dan ribut hal-hal sepele, tapi tenang kami tetep kompak. Singkat cerita selama perjalanan dari 8 orang kami terpisah menjadi 3 gerbong. Yang paling beruntung mas Roy dia terpisah sendirian tapi tetep Yes. Yang paling asik mas Ganef karena duduknya berada diantara cewek-cewek cantik. Sampai di Stasiun Gubeng kira2 pukul 02.00 dan kami melanjutkan perjalanan menuju Bandara Juanda dg taksi, tapi naik taksinya pake nego super sadis. Satu taksi diisi 4 orang bayar Rp 100.000. Diantarlah kami ke Bandara, lalu kami nggembel di masjid bandara karena perjalanan menuju Lombok jam 09.00 pagi.

Kami bisa numpang mandi dan istirahat, masih bisa sarapan juga, soale ada penjual nasi keliling di komplek Bandara, Lumayan murah. Pagi sekitar jam 07.30 kami segera check in dan ternyata kami salah masuk bandara harusnya di terminal 2 kami berada di terminal 1. Cerobohnya kami ga ngecek dan ga baca di tiket :( 

Waktu mepet bergegaslah kami cari bus gratis yg biasa nganter ke terminal dua, tadinya kami mau jalan kaki kita pikir deket ternyata jaraknya 7Km :(.

Sampailah di terminal 2 dan checkin yg ribet karena bawaan kami yg banyak. tapi tetap terselesaikan dengan manis, semanis senyummu di candi Sambisari :). 
Sampai Juga di Lombok Praya 

Terbanglah pesawat dari Surabaya menuju Lombok, sekitar 1jam dan 16/12/2014 jam 11.00 WITA sampailah dengan suka cita dan gembira ria kami di Lombok. Di bandara sudah ada teman mas Ganef yang jemput, namanya mas Pendi. Selama di Lombok kami numpang menginap di toko milik mas Pendi, ya pokoknya piknik serba murahlah. 


Selama di Lombok kami kemana2 pakai angkutan Bak Terbuka Murah dan asik :)
Sesampai di toko mas Pendi, kami bergiliran mandi dan sebagainya. Kemudian menyusun jadwal jalan2 hari pertama, dan tujuan hari pertama adalah Desa Wisata Sade, Pantai batu Payung dan Pantai Kuta. Namun sebelum jalan2 kami berlima yg akan naik ke Rinjani dibikin galau setengah mati karena dapat info dari teman2 mas Pendi jalur pendakian Rinjani ditutup. 



Desa Wisata Sade


Pantai Batu Payung

Pantai Kuta
Hari pertama jalan2 diliputi rasa was-was kalau sampai ga bisa naik ke Rinjani rugi diongkos, kalau jalan-jalannya sama kamu ongkos habis ga masalah dek, yang penting bisa jalan sama kamu. alaheeeeemmm.

Sepulang dari Desa Wisata Sade dan Pantai kami sempatkan mampir wisata kuliner, kali ini diajak mampir jajan Nasi Balap Puyung, makan super pedas yg pernah saya rasakan. Kalau punya penyakit perut jangan coba2, dengan gagah saya dan totok pesan paling pedas, yg lain pesan pedas sedang, dan ternyata 3 sendok saja mulut saya sudah kebakar pedasnya makanan ini. akhirnya banyak yg ga habis, sampai Roy pilih makan cuma pake "duduh" / kuah entah kuah apa. :-) 


Nasi Balap Puyung

Akhirnya kami berlima (saya, roy, sulis, totok dan depri) memutuskan untuk berangkat ke Rinjani lebih awal, tadinya berencana naik tgl 19/12/2014 tapi kita ubah maju jadi tanggal 17/12/2014 karena kegalauan kami. Diperjalanan kami memang benar2 harap2 cemas jika infonya benar ditutup menyesal bertahun2, sama menyesalnya jika cintaku tak pernah berbalas, heeemm... Ahsyudahlah. status Duda itu memang berat, anaknya mau orangtuanya pasti ga mau. 

Perjalanan Lombok Tengah menuju pos pendakian Sembalun kami tempuh sekitar 4-5jam, ke pos Sembalun kami diantar banyak orang kayak mau naik haji aja. Termasuk grup pantai2 dan kota2 (ganef, dani, ambon) juga mengantar kami. Kegalauan kami terobati sudah sebelum sampai pos Sembalun saat kami berteduh karena hujan deras kami ketemu porter Rinjani yg juga entah darimana sedang berteduh, ngobrol2 panjang dan kami dapat info pasti jalur pendakian belum ditutup. Jalur pendakian akan ditutup pertengahan Januari sampai akhir April.  

Joget-jogetlah kami mendengar berita bahagia tersebut. Sekitar pukul 12.30 sampailah kami di pos pendakian Sembalun. Hujan masih saja semakin deras, tapi tak menyurutkan niat kami untuk bercengkrama dengan indahnya Gunung Rinjani.

Hujan bukan untuk dihujat, tapi dinikmati
Lelah bukan untuk dikeluhkan, tapi dijalani
Rindu bukan untuk disesali, tapi diperjuangkan
Ahsyudahlah………..

Kenapa harus sampai pada rindu?? Terimkasih sudah dibekali coklat yang banyak. 


Biarpun hujan kami tetap gaya
"Setelah hujan pasti ada mentari bersinar, entah sejam, dua jam atau sepuluh jam berikutnya. Setelah datang masalah pasti ada jalan keluarnya, entah sejam dua jam atau sepuluh jam berikutnya."

Perjalan mendakipun dimulai, mendaki bukan soal kuat berjalan, bukan sekedar bergaya menggendong tas besar, tapi mendaki adalah tentang belajar arti hidup. Mendaki harus dipersiapkan dengan matang, mendaki harus sabar, mendaki harus peduli, saling membantu, tolong menolong, mendaki juga harus mikir ke depan. Ga ada yang boleh nekat, mendaki harus memikirkan segala resiko. 

"mencintaimu juga banyak resiko, tapi aku sudah memperhitungkan resiko itu. Percayalah jika jodoh Tuhan pasti akan menunjukkan jalannya kembali. Percayalah kita akan disatukan kembali, entah di kehidupan ini atau di kehidupan berikutnya" 

Syair pemanis kehidupan.......

ahsyudahlah......... Perjalanan mendaki Rinjani kami tempuh pulang pergi selama 4 hari 3 malam, tanpa berkunjung ke Segara Anakan, badai, longsor dan logistik yang menipis menjadi alasan kami untuk turun kembali via Sembalun. membatalkan pulang lewat Senaru. 






20/12/2014 kami sudah turun gunung dan kembali ke Lombok Tengah masih sempat ketemu dg teman2 grup kota2. Teman2 grup kota2 akan kembali ke Jogja 21/12/2014 dan grup Rinjani akan kembali ke Jogja pada 24/12/2014. Jadi saya dan teman2 masih sempat main kemana2 termasuk ke Gili Trawangan. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar